Assalamualaikum
Saya sama suami kemarin keluar berdua, ambil kacamata bude di SCH dan
iseng jajan grill di yuuki Jamal. Sampai sana, alhamdulillah ada promo wagyu
dari 112K jadi cuman 95K..rejeki suami istri heheee. Makan di Yuuki cukup puas
sih dengan harga segitu, untuk daging seperti di tempat lain ada menu beef,
shortplate, dan beef enoki. Untuk waktu makan diberikan jangka waktu 90 menit
sejak kompor dinyalakan. Lumayan sih 90 menit, kami berdua udah tambah daging
wagyu lagi, hehe. Pulang pulang dah kenyang pol…
Selama makan, ngobrol ngalor ngidul. Mulai bahas sepedaan, bahas makanan
di Yuuki, bahas aktivitas dan kelakuan anak anak, hingga akhirnya bahas khutbah
Jumat kemarin. Ketika aku mengungkapkan isi hati gimana capeknya sehari hari
dan menghadapi perilaku serta pencapaian mereka berdua, suami bilang
“kemarin pas khutbah Jumat diingetin sama Ustadz, untuk rajin rajin istighfar. Siapa tau hajat kita belum bisa tercapai karena dosa kita di masa lalu bun. Kata ustadz juga coba liat orang dulu rata rata rajin puasa senin kamis, kalau ditanya kenapa puasa senin kamis jawabane gawe tabungane arek arek sesuk dan banyak terbukti anak anaknya jadi orang sukses. Padahal ya orang tuanya biasa aja, ga kaya kaya banget”
Trus pas saya cerita, “Beberapa bulan lalu, aku baca tulisan lamaku di
blog. Aku kaget e mas, ada tulisan tentang rumah yang aku pengen punya. Dan aku
udah lupa kalau pernah nulis itu. Merindingnya adalah beberapa hal yang aku
tulis, itu terjadi di rencana renov kita besok (kebetulan kami memang lagi
mempersiapkan untuk renov rumah total, dan sudah konsul ke arsitek juga). Masya
Allah kaget eee kejadian beneran”
Kemudian suami respon “Mas jadi inget di ceramahnya ustadz xx dibilangin,
setidaknya di dalam rumah itu perlu ada tempat solat tersendiri. Coba cek (salah
satu jenis aliran islam di Indonesia), mau rumahnya besar atau kecil, selalu
ada mushola yang di dalamnya hanya untuk tempat solat, dilarang untuk tempat
tidur, main, ngobrol, dsb. Dan di mushola selalu ada minimal sajadah, tasbih,
dan Al-Quran”
Saya mengangguk mengiyakan karena di rumah saya juga seperti itu.
Dan suami melanjutkan “Karena ada pendapat yang mengatakan bahwa, hajat
terpenuhi karena doa, usaha, dan tempat kita berdoa. Makanya bunda yang sabar
sama anak anak. Banyak banyak istighfar, terus doain anak anak ya”
Saya mengangguk lagi, ingat bahwa semalam di mobil sudah mau nangis. Kondisi
badan dari travelling ke Karimun Jawa selama 4 hari membuat saya drop. Sampai Jogja
masih dilanjut ke dokter gigi untuk antar adik cek gigi, yang ternyata
direkomendasikan ke drg anak, akhirnya mau tidak mau saya berdua denKanin antri lagi ke drg
anak sampai jam 7 malam. Pulang dari drg, jalanan macet, dek Kani nangis
mengeluh giginya sakit (dia kena abses dan tambalan gigi bawah ada yang dilepas),
dan kemudian hujan. Pikiran saya antara yang sudah pengen selonjoran sejak dari
Karimun Jawa langsung ambyar, membayangkan masih harus ke apotek cari obat
adek, belum lagi belanja kain flannel dan masih harus dijahit untuk tugas sekolah
besok. Belum lagi kepala pusing sejak beberapa hari lalu yang tidak kunjung
sembuh. “Ya Allah pengen nangis rasanya di mobil” begitu kata saya, hehe, tapi
bagaimanapun keadaannya bunda harus kuat, bismillah semua sudah ada porsinya.
Dan besok malamnya dibilang suami “Istighfar, sabar, dan doain anak anak
terus”
Bismillah ya beb
Doakan aku
Salam
Rachma
sukses dan sehat selalu ya kak :D
ReplyDeleteterimakasih
DeleteBaca ini jadi reminder juga buatku mba, untuk lebih sabar Ama anak, dan lebih banyakin istighfar.
ReplyDeletePapa dulu juga sering nasehatin yg sama, istighfar dan zikir lain sebanyak2nya di saat sedang sendiri. Jangan sampe pikiran dipenuhi Ama hal2 yg ga bagus. Tapi terkadang banyak lupanya buat dijalanin :(.
Memang harus selalu dibiasain, biar terbiasa juga utk berzikir setiap saat, ga harus di saat selesai solat.
masya Allah, makasih mbaakk untuk share nyaa
Deletejadi ortu tuh emang ga pernah berhenti untuk belajar