Assalamualaikum
Semalam, Akta
ikut trial robotic class di Ambarukmo Plaza yang diadakan oleh Robotic Education
Center. Sebenarnya sudah sejak lama, bunda pengen ikutin kakak kelas robotic
ini, karena setahu bunda disini menerima anak mulai umur 4 tahun. Alasan yang
lain ya karena ingin kakak punya kegiatan lain selain di rumah dan di sekolah. Yang kedua, energi Akta yang berlebih ini memang harus disalurkan di kegiatan yang lain. Sebelum
di robotic, bunda sudah pernah mendaftarkan kakak di kelas sepatu roda di
Bantul dan kelas renang di hotel Wisanti Jogja. Tapi dua duanya cuman bertahan
1 bulan. Kenapa? Untuk kelas renang, si kakak malah main sendiri, jadi teman
temannya malah kepancing ikut main air. Sebenarnya sih wajar karena umur segitu
lebih untuk pengenalan di dalam air, tapi kan teman temannya ada yang lebih
besar daripada Akta, jadi kasian sama pelatihnya, hehe. Di kelas sepatu roda,
Akta sih suka, tapi karena bunda kerja, jadi untuk kelas di weekday Akta belum
bisa gabung, akibatnya progress Akta ga begitu kelihatan, saat berlatih pun
jadi susah, karena teman teman yang lain sudah bisa kencang jalannya, akibatnya
Akta sering latihan terakhir alias menunggu lintasan sepatu roda sudah selesai
dipakai oleh teman temannya. Kan sayang banget ya 😔😔😔 hiks, maaf ya kak. Jadi kesimpulannya, lebih karena waktu bunda yang belum bisa maksimal untuk menemani kakak di aktivitas selain sekolah. Sedihnya...
Nah yang kelas
robotic ini, kemarin tanya ke miss nya, diinfo kalau kelas robotic hanya 1
pertemuan setiap minggunya ^^ aah senengnya bunda, apalagi ada kelas hari Sabtu dan Minggu. Kemudian kami daftar free
trial sekalian Akta bisa lihat, kalau lego pun bisa berubah jadi robot yang
bisa berjalan. Saat daftar free trial, kami diinfo untuk menunggu kurang lebih
30 menit, wah lama juga ya trialnya, dan bunda penasaran dong, ada apa sih di
trialnya kok sampai lama. Dan terjawablah sudah saat giliran Akta sudah datang.
Awalnya perkenalan seperti biasa, namanya siapa, dan kemudian Akta diberi
selembar kertas warna warna lego, dan diminta menyebutkan warnanya. Tahap kedua,
Akta disuruh menghitung titik yang ada di lego, saat itu 8 titik dan 6 titik. Selama
dua tahap itu, Akta sudah mulai hilang fokusnya, mulai toleh kanan toleh kiri,
lihat disampingnya ada anak yang umurnya lebih tua, sedang merakit lego yang
lebih rumit, lihat di sisi kiri ada anak yang lebih muda daripada Akta dan baru
saja menyelesaikan mosaic 2 dimensinya.
Kertas lego yang diminta disebutkan warnanya |
Bunda pun
mulai sering menghela napas, hehe, awalnya sih cuek, karena biar miss nya yang
berkomunikasi dengan Akta. Tapi lama lama kok Aktanya malah semakin kehilangan
fokus, akhirnya bunda bantu dengan membisikan di telinga nya, “ayo kak, ada
berapa titik? Dihitung” atau “Ayok..nanti bikin seperti itu juga kok, tapi
punya kakak diselesaikan dulu ya”. Kemudian Akta ditawari untuk membuat mosaic
2 dimensi bentuk spongebob. Akta suka? Suka. Mau buat? Mau. Bisa? Bisa. Trus? Trus
cuman bertahan beberapa menit, hahahaha. Bunda menghela nafas lagi.
Dan akhirnya,
lego mosaic 2 dimensi pun kelar setelah kira kira 30-45 menit kemudian. Hihi,
ternyata memang lama ya. Selama proses, bunda tanya ke miss nya,
kenapa sih kelas robotic belajarnya menggunakan lego?
Kemudian dijawab, karena memang di course ini mereka menggunakan lego, bahkan untuk robot yang sudah menggunakan mesin, juga pakai lego, tapi tentunya jenis lego yang berbeda.
Sayang, bunda tidak ada foto lego yang sudah jadi robot, karena
saat itu hp nya dibuat video call sama ayah, biar ayah tau juga bentuk
robotnya, hehe.
Jadi, setelah
mosaic 2D spongebob sudah jadi, Akta pindah main di playground lego, dan saya
surprise dia lebih bisa tenang untuk membangun bangunan sesuai imajinasinya
sendiri. Saya tanya ke miss nya
Kok tadi saat trial dan dipandu menyusun bangunan, Akta mudah banget terdistraksi sama lingkungan ya? Tapi saat di playground lego, dia susah banget diajak pulang. Hehehe
Iya bu, beberapa anak ada yang seperti itu. Makanya, kadang beberapa kali pertama saat pertemuan awal, anak akan dibebaskan menyusun lego sesuai imajinasinya, tapi nanti seiring berjalan waktu akan diarahkan.
kata kakak ini mobil damkar |
Hm...
Kalau menurut
kalian (nanya ke pembaca, ciyeh) apa bagus yang seperti itu? Anak diarahkan sesuai
buku panduan.
Kalau saya
(lah kalo ada pendapat pribadi, kenapa nanya pendapat orang, haha) namanya anak
pasti punya imajinasi sendiri. Ada yang punya imajinasi dalam bentuk gambar,
cerita, mainan, tulisan, dan termasuk dalam hal bangunan (macam lego, morphun,
magnatiles, dsb). Dan misalnya oleh sang orang tua anaknya diarahkan sesuai
imajinasinya ya tidak salah dong ya ^^. Toh setelah kelas, anak tetap bisa
berkemampuan sesuai imajinasinya. Misalnya di kelas lego yang sudah pakai
mesin, kemarin ada robot gajah, burung, dan robot yang bunda gatau itu bentuk
apa (hehe), itu kan berarti dalam membuat robot pun butuh imajinasi.
kemudian bunda nanya lagi,
pernah ada kejadian ga, ada anak yang tiba tiba bosan ikut kelas ini?
Dan dijawab, pernah. Karena tipe anak beda beda, kadang untuk 1 level, ada maksimal cuti 2 bulan. Jadi kalau anak mau stop, ya tidak apa, karena nanti akan ada 1 titik anak ingin bermain lagi.
Sepulangnya dari Amplas, bunda tanya ke kakak, mau gabung di kelas robotic lego, renang, atau sepatu roda? So far jawabannya masih sepatu roda dan robotic. Tapi kan kalau sepatu roda, waktunya masih belum cocok 😞. Seharusnya malah bunda ga kasih opsi sepatu roda ya kak. Kalau diskusi sama ayah, antara robotic dan renang kayaknya kurang apple to apple bila dibandingkan. Karena, renang lebih untuk ke motorik kasar, dan robotic ke motorik halus, walaupun dua duanya memang melatih konsentrasi Akta.
Jadi...mengikutkan
anak di semacam course atau kelas
sesuai kesukaannya. Yay or Nay?
Salam,
Rachma
info tambahan mengenai kelas robotic ini
1 level berkisar selama 8 bulan. Lamanya waktu dalam 1 level berbeda pada setiap anak. Apabila ada anak bisa lebih cepat belajar di level itu, maka dia bisa naik ke level selanjutnya melalui tes kelulusan. Menurut saya sih ini bisa jadi agar anak ga bosan di level itu, dan bisa lebih tertantang di level selanjutnya. Sedangkan untuk anak yang masih slow slow aja menikmati levelnya, juga tidak perlu merasa terpaksa untuk ikut ke level selanjutnya, toh 8 bulan itu lama. Untuk harga saya share dibawah ya ^^ #bukanpromosi
Anakku seneng banget mainan lego. Tertarik juga sih buat masukkin ke kelas robotic. Tapi ntar dulu deh ngatur dananya dulu wkwkwk.
ReplyDeletehehehe, iya mbaaa.. masalah dana itu harus diatur jugaakk, soalnya keinginan segambreng ya :)
DeleteDi Semarang ada ni kelasnya, tapi jauuh dari rumah, huhu..menarik padahal ya..Alde mogok les renang juga..
ReplyDeleteAlde umur brapa mba?
Deletedisekolahan anak saya juga ada ekskul robotic mba, karena banyaknya anak cowo yang ikut, saya jadi urung mengikut sertakan anak saya karena anak saya perempuan, tapi pada dasarnya robotic bagus buat imajinasinya.
ReplyDeleteuntuk menyiasati, saya belikan lego buat dia main di rumah (eh ternyata harga legonya sendiri mahal ya -___-")
Hahaha, ember mbaa.. mahal bangeet..mana kalo udah jago, minta partsnya yang mihil mihil :))
DeleteMenarik ya kalau ada kelas robotic gini. Anak-anak bisa berimajinasi dengan lego.
ReplyDeleteIya mba :) dan melatih konsentrasi ^^
Delete