Bulan kemarin, saya dan Akta dikasih kesempatan sama Allah untuk liburan ke Jakarta. Bukan apa apa yah, ini adalah kalimat positif dari "karena ayah gagal pulang ke Jogja, jadi kita harus ke Jakarta" hahahaha,,,, saya langsung merancang destinasi di Jakarta, Rimba Baca dan Museum Layang-Layang. FIX, no bargain !!!
Lokasi kedua destinasi ini ada di Jakarta Selatan, dan termasuk deket jaraknya, jadi sekali jalan, dua destinasi dapet! Di postingan ini saya mau cerita tentang museum layang-layang aja ^^. Kita bertiga berangkat ke museum layang layang setelah nongkrong (baca buku) cantik di rimba baca. Bermodalkan GPS di Google Maps, kami dengan percaya diri mengikuti rutenya, dan ternyata kesasar 3 kali, bahkan saya sampe jengkel sama provider xxx karena lemot banget dipakenya di saat genting. Dan ternyata saudara saudara, titik point museum layang layang yang ada di GPS itu SALAH !!! Untung kami inget cara traditional (yang tetep modern) yaitu NANYA ORANG :)
Bermodalkan petunjuk dari orang di pinggir jalan, alhamdulillah kami sampai di museum layang-layang. Sesampainya disana, kami disambut oleh seorang ibu yang ramah, yang langsung melayani pembelian tiket hingga jadi guide di dalam museum. Jadi, sepertinya tiap kelompok pengunjung akan didampingi oleh 1 guide secara otomatis, untuk memperkenalkan berbagai macam layangan yang ada disini. Saya, selaku manajer di rumah, langsung membeli tiket di sini, murah kok cuman Rp 10.000, jadi berdua sama suami cuman Rp 20.000.
SATU kata di museum ini AMAZING, saya belum pernah melihat secara langsung layang layang selain layangan saat kecil yang dijual/dibuat sendiri dari kertas minyak. Hahahaha...
Koleksinya cukup lengkap, dari berbagai macam penjuru Indonesia, hingga Cina, Jepang, dan ada layang layang dari jaman dahulu kala (pokoknya jam duluuu yang layangannya sendiri dibuat dari daun). Saya dan suami serius mendengarkan penjelasan dari guide, sedangkan Akta serius berteriak "Wuaa layang layang besar" atau " Wuaa layang layang ikan" :) Saking seriusnya kami bertiga, kami jadi malas mengambil foto (layang layang) yang jumlahnya banyak...
Ternyata layang layang di setiap tempat punya ciri khas masing-masing dan keunikan masing-masing. Detail di setiap layangan itu menunjukan ciri khas daerahnya. Oiya, layangan sendiri juga ada layangan yang khusus untuk olahraga, jadi layangannya diterbangkan lewat alat olahraga (sepeda).
Setelah selesai berkeliling museum, ternyata kami masih disuguhi film berkisar 15 menitan tentang layang layang, karena cukup sepi, jadi kami bertiga berasa nonton video di rumah, makan bekal camilan bertiga sambil nonton TV (rumah sendiri lah yaa). Selesai nonton, ternyata kami diajak untuk membuat layangan (lebih tepatnya dibantuin bikin, dan kami bertiga yang mewarnai layangan itu) hihi...
Murah yaa 10 ribu aja udah dapat banyak aktivitas, tapi sayang, saat saya mau menerbangkan layangan, Akta sudah rewel karena ngantuk, tapi kami bertiga tetap happy, kapan lagi bisa ke sini kalau bukan sekarang ^^
salam,
xoxo
-rachma-